Sabtu, 25 Juni 2011

Faktor yang mempengaruhi kurs valas Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap nilai mata uang lainnya (Salvatore 1997:9). Kenaikan nilai tukar mata uang dalam negeri disebut apresiasi atas mata uang asing. Penurunan nilai tukar uang dalam negeri disebut depresiasi atas mata uang asing. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Nilai Tukar Ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Faktor-faktor tersebut adalah : a. Laju inflasi relatif Dalam pasar valuta asing, perdagangan internasional baik dalam bentuk barang atau jasa menjadi dasar yang utama dalam pasar valuta asing, sehingga perubahan harga dalam negeri yang relatif terhadap harga luar negeri dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi pergerakan kurs valuta asing. Misalnya, jika Amerika sebagai mitra dagang Indonesia mengalami tingkat inflasi yang cukup tinggi maka harga barang Amerika juga menjadi lebih tinggi, sehingga otomatis permintaan terhadap barang dagangan relatif mengalami penurunan. b. Tingkat pendapatan relatif Faktor lain yang mempengaruhi permintaan dan penawaran dalam pasar mata uang asing adalah laju pertumbuhan riil terhadap harga-harga luar negeri. Laju pertumbuhan riil dalam negeri diperkirakan akan melemahkan kurs mata uang asing. Sedangkan pendapatan riil dalam negeri akan meningkatkan permintaan valuta asing relatif dibandingkan dengan supply yang tersedia. b. Suku bunga relatif Kenaikan suku bunga mengakibatkan aktifitas dalam negeri menjadi lebih menarik bagi para penanam modal dalam negeri maupun luar negeri. Terjadinya penanaman modal cenderung mengakibatkan naiknya nilai mata uang yang semuanya tergantung pada besarnya perbedaan tingkat suku bunga di dalam dan di luar negeri, maka perlu dilihat mana yang lebih murah, di dalam atau di luar negeri. Dengan demikian sumber dari perbedaan itu akan menyebabkan terjadinya kenaikan kurs mata uang asing terhadap mata uang dalam negeri. d. Kontrol pemerintah Menurut Madura (2003:114), bahwa kebijakan pemerintah bisa mempengaruhi keseimbangan nilai tukar dalam berbagai hal termasuk : a. Usaha untuk menghindari hambatan nilai tukar valuta asing. b. Usaha untuk menghindari hambatan perdagangan luar negeri. c. Melakukan intervensi di pasar uang yaitu dengan menjual dan membeli mata uang. Alasan pemerintah untuk melakukan intervensi di pasar uang adalah : 1. Untuk memperlancar perubahan dari nilai tukar uang domestik yang bersangkutan. 2. Untuk membuat kondisi nilai tukar domestik di dalam batas-batas yang ditentukan. 3. Tanggapan atas gangguan yang bersifat sementara. d. Berpengaruh terhadap variabel makro seperti inflasi, tingkat suku bunga dan tingkat pendapatan. e. Ekspektasi Faktor kelima yang mempengaruhi nilai tukar valuta asing adalah ekspektasi atau nilai tukar di masa depan. Sama seperti pasar keuangan yang lain, pasar valas bereaksi cepat terhadap setiap berita yang memiliki dampak ke depan. Dan sebagai contoh, berita mengenai bakal melonjaknya inflasi di AS mungkin bisa menyebabkan pedagang valas menjual Dollar, karena memperkirakan nilai Dollar akan menurun di masa depan. Reaksi langsung akan menekan nilai tukar Dollar dalam pasar. Kemudian menurut Madura (2003:111-123), untuk menentukan perubahan nilai tukar antar mata uang suatu negara dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terjadi di negara yang bersangkutan yaitu selisih tingkat inflasi, selisih tingkat suku bunga, selisih tingkat pertumbuhan GDP, intervensi pemerintah di pasar valuta asing dan expectations (perkiraan pasar atas nilai mata uang yang akan datang). Sistem-Sistem Nilai Tukar Sistem nilai tukar yang ditentukan oleh pemerintah, ada beberapa jenis, antara lain : a. Fixed exchange rate system Sistem nilai tukar yang ditahan secara tahap oleh pemerintah atau berfluktuasi di dalam batas yang sangat sempit. Jika nilai tukar berubah terlalu besar, maka pemerintah akan mengintervensi untuk memeliharanya dalam batas-batas yang dikehendaki. b. Freely floating exchange rate system. Sistem nilai tukar yang ditentukan oleh tekanan pasar tanpa intervensi dari pemerintah. c. Managed floating exchange rate system. Sistem nilai tukar yang terletak diantara fixed system dan freely floating, tetapi mempunyai kesamaan dengan fixed exchange system, yaitu pemerintah bisa melakukan intervensi untuk menjaga supaya nilai mata uang tidak berubah terlalu banyak dan tetap dalam arah tertentu. Sedangkan bedanya dengan free floating, managed float masih lebih fleksibel terhadap suatu mata uang. Lalu menurut Krugman dan Obstfeld (2000:485), managed floating exchange rate system adalah sebuah sistem dimana pemerintah mengatur perubahan nilai tukar tanpa bermaksud untuk membuat nilai tukar dalam kondisi tetap. d. Pegged exchange rate system Sistem nilai tukar dimana nilai tukar mata uang domestik dipatok secara tetap terhadap mata uang asing. Perlakuan manajemen atas resiko fluktuasi kurs valuta asing sebagai berikut : 1) Manajemen Transaction Exposure Perusahaan memiliki inflow/outflow valuta asing yang relatif besar, biasanya akan mempunyai resiko yang relatif tinggi pula terhadap fluktuasi kurs valuta asing. Hal ini mendorong perusahaan melakukan pengendalian guna menghindari atau mengurangi dengan melakukan hedging, yaitu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghindari atau mengurangi resiko kerugian sebagai akibat fluktuasi kurs valuta asing, misalnya dengan forward contract, future contract, option dan swap. Jika fasilitas hedging tidak tersedia, maka perusahaan dapat mengusahakan pengurangan resiko dengan tekhnik sebagai berikut: a) Ledging, yaitu strategi pembayaran hutang yang dipercepat karena valuta asing yang digunakan akan didepresiasi. b) Logging, yaitu strategi pembayaran hutang yang ditunda karena valuta asing yang digunakan akan didepresiasi. c) Currency diversification, yaitu diversifikasi valuta asing yang digunakan dalam transaksi ekspor dan impor dengan menggunakann valuta asing yang berkolerasi rendah atau negatif. 2) Manajemen Economic / Operating Exposure. Berkaitan dengan pengaruh fluktuasi valuta asing, maka untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam arti meningkatkan penerimaan perlu dilakukan revisi atau restrukturisasi operasi perusahaan dengan jalan menyeimbangkan valuta asing inflow dan outflow, yaitu: a) Jika pengaruh valuta asing lebih besar atas outflow (pengeluaran impor besar), maka harus menaikkan penjualan luar negeri, mengurangi orders foreign supplies dan restrukturisasi hutang dengan mengurangi pembayaran hutang valuta asing. b) Jika pengaruh valuta asing lebih besar atas inflow (penerimaan ekspor lebih besar), maka harus mengurangi penjualan luar negeri, menaikkan orders foreign supplies dan merestrukturisasi hutang dengan menaikkan pembayaran hutang valuta asing. 3) Manajemen Translation Accounting Exposure. Untuk menghindari perusahaan dapat melakukan forward hedging. Bila akhir tahun fiscal spot rate lebih rendah berarti perusahaan dapat menghasilkan income untuk mengkompenssasikan atau meng-offset kemungkinan translation lossnya dalam consolidated financial statement.


Faktor yang mempengaruhi kurs valas

Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap nilai mata uang lainnya (Salvatore 1997:9). Kenaikan nilai tukar mata uang dalam negeri disebut apresiasi atas mata uang asing. Penurunan nilai tukar uang dalam negeri disebut depresiasi atas mata uang asing.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Nilai Tukar

Ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Faktor-faktor tersebut adalah :

a.      Laju inflasi relatif
Dalam pasar valuta asing, perdagangan internasional baik dalam bentuk barang atau jasa menjadi dasar yang utama dalam pasar valuta asing, sehingga perubahan harga dalam negeri yang relatif terhadap harga luar negeri dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi pergerakan kurs valuta asing. Misalnya, jika Amerika sebagai mitra dagang Indonesia mengalami tingkat inflasi yang cukup tinggi maka harga barang Amerika
juga menjadi lebih tinggi, sehingga otomatis permintaan terhadap barang dagangan relatif mengalami penurunan.
b. Tingkat pendapatan relatif
Faktor lain yang mempengaruhi permintaan dan penawaran dalam pasar mata uang asing adalah laju pertumbuhan riil terhadap harga-harga luar negeri. Laju pertumbuhan riil dalam negeri diperkirakan akan melemahkan kurs mata uang asing. Sedangkan pendapatan riil dalam negeri akan meningkatkan permintaan valuta asing relatif dibandingkan
dengan supply yang tersedia.
b.      Suku bunga relatif
Kenaikan suku bunga mengakibatkan aktifitas dalam negeri menjadi lebih menarik bagi para penanam modal dalam negeri maupun luar negeri. Terjadinya penanaman modal cenderung mengakibatkan naiknya nilai mata uang yang semuanya tergantung pada besarnya perbedaan tingkat suku bunga di dalam dan di luar negeri, maka perlu dilihat mana yang lebih murah, di dalam atau di luar negeri. Dengan demikian sumber dari perbedaan itu akan menyebabkan terjadinya kenaikan kurs mata uang asing terhadap mata uang dalam negeri.
d. Kontrol pemerintah
Menurut Madura (2003:114), bahwa kebijakan pemerintah bisa mempengaruhi keseimbangan nilai tukar dalam berbagai hal termasuk :
a. Usaha untuk menghindari hambatan nilai tukar valuta asing.
b. Usaha untuk menghindari hambatan perdagangan luar negeri.
c. Melakukan intervensi di pasar uang yaitu dengan menjual dan membeli mata uang. Alasan pemerintah untuk melakukan intervensi di pasar uang adalah :
1. Untuk memperlancar perubahan dari nilai tukar uang domestik yang bersangkutan.
2. Untuk membuat kondisi nilai tukar domestik di dalam batas-batas yang ditentukan.
3. Tanggapan atas gangguan yang bersifat sementara.
d. Berpengaruh terhadap variabel makro seperti inflasi, tingkat suku bunga dan tingkat pendapatan.
e. Ekspektasi
Faktor kelima yang mempengaruhi nilai tukar valuta asing adalah ekspektasi atau nilai tukar di masa depan. Sama seperti pasar keuangan yang lain, pasar valas bereaksi cepat terhadap setiap berita yang memiliki dampak ke depan. Dan sebagai contoh, berita mengenai bakal melonjaknya inflasi di AS mungkin bisa menyebabkan pedagang valas menjual Dollar, karena memperkirakan nilai Dollar akan menurun di masa depan. Reaksi langsung akan menekan nilai tukar Dollar dalam pasar.
Kemudian menurut Madura (2003:111-123), untuk menentukan perubahan nilai tukar antar mata uang suatu negara dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terjadi di negara yang bersangkutan yaitu selisih tingkat inflasi, selisih tingkat suku bunga, selisih tingkat pertumbuhan GDP, intervensi pemerintah di pasar valuta asing dan expectations
(perkiraan pasar atas nilai mata uang yang akan datang).




Sistem-Sistem Nilai Tukar
Sistem nilai tukar yang ditentukan oleh pemerintah, ada beberapa jenis, antara lain :
a. Fixed exchange rate system
Sistem nilai tukar yang ditahan secara tahap oleh pemerintah atau berfluktuasi di dalam batas yang sangat sempit. Jika nilai tukar berubah terlalu besar, maka pemerintah akan mengintervensi untuk memeliharanya dalam batas-batas yang dikehendaki.
b. Freely floating exchange rate system.
Sistem nilai tukar yang ditentukan oleh tekanan pasar tanpa intervensi dari pemerintah.
c. Managed floating exchange rate system.
Sistem nilai tukar yang terletak diantara fixed system dan freely floating, tetapi mempunyai kesamaan dengan fixed exchange system, yaitu pemerintah bisa melakukan intervensi untuk menjaga supaya nilai mata uang tidak berubah terlalu banyak dan tetap dalam arah tertentu. Sedangkan bedanya dengan free floating, managed float masih lebih
fleksibel terhadap suatu mata uang. Lalu menurut Krugman dan Obstfeld (2000:485), managed floating exchange rate system adalah sebuah sistem dimana pemerintah mengatur perubahan nilai tukar tanpa bermaksud untuk membuat nilai tukar dalam kondisi tetap.
d. Pegged exchange rate system
Sistem nilai tukar dimana nilai tukar mata uang domestik dipatok secara tetap terhadap mata uang asing.
Perlakuan manajemen atas resiko fluktuasi kurs valuta asing sebagai berikut :
1) Manajemen Transaction Exposure
Perusahaan memiliki inflow/outflow valuta asing yang relatif besar, biasanya akan mempunyai resiko yang relatif tinggi pula terhadap fluktuasi kurs valuta asing. Hal ini mendorong perusahaan melakukan pengendalian guna menghindari atau mengurangi dengan melakukan hedging, yaitu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghindari atau mengurangi resiko kerugian sebagai akibat fluktuasi kurs valuta asing, misalnya dengan forward contract, future contract, option dan swap.
Jika fasilitas hedging tidak tersedia, maka perusahaan dapat mengusahakan pengurangan  resiko dengan tekhnik sebagai berikut:
a)      Ledging, yaitu strategi pembayaran hutang yang dipercepat karena valuta asing yang digunakan akan didepresiasi.
b)      Logging, yaitu strategi pembayaran hutang yang ditunda karena valuta asing yang digunakan akan didepresiasi.
c)      Currency diversification, yaitu diversifikasi valuta asing yang digunakan dalam transaksi ekspor dan impor dengan menggunakann valuta asing yang berkolerasi rendah atau negatif.
2) Manajemen Economic / Operating Exposure.
Berkaitan dengan pengaruh fluktuasi valuta asing, maka untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam arti meningkatkan penerimaan perlu dilakukan revisi atau restrukturisasi operasi perusahaan dengan jalan menyeimbangkan valuta asing inflow dan outflow, yaitu:
a)      Jika pengaruh valuta asing lebih besar atas outflow (pengeluaran impor besar), maka harus menaikkan penjualan luar negeri, mengurangi orders foreign supplies dan restrukturisasi hutang dengan mengurangi pembayaran hutang valuta asing.
b)      Jika pengaruh valuta asing lebih besar atas inflow (penerimaan ekspor lebih besar), maka harus mengurangi penjualan luar negeri, menaikkan orders foreign supplies dan merestrukturisasi hutang dengan menaikkan pembayaran hutang valuta asing.
3) Manajemen Translation Accounting Exposure.
Untuk menghindari perusahaan dapat melakukan forward hedging. Bila akhir tahun fiscal spot rate lebih rendah berarti perusahaan dapat menghasilkan income untuk mengkompenssasikan atau meng-offset kemungkinan translation lossnya dalam consolidated financial statement.



Faktor yang mempengaruhi kurs valas

Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap nilai mata uang lainnya (Salvatore 1997:9). Kenaikan nilai tukar mata uang dalam negeri disebut apresiasi atas mata uang asing. Penurunan nilai tukar uang dalam negeri disebut depresiasi atas mata uang asing.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Nilai Tukar

Ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Faktor-faktor tersebut adalah :

a.      Laju inflasi relatif
Dalam pasar valuta asing, perdagangan internasional baik dalam bentuk barang atau jasa menjadi dasar yang utama dalam pasar valuta asing, sehingga perubahan harga dalam negeri yang relatif terhadap harga luar negeri dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi pergerakan kurs valuta asing. Misalnya, jika Amerika sebagai mitra dagang Indonesia mengalami tingkat inflasi yang cukup tinggi maka harga barang Amerika
juga menjadi lebih tinggi, sehingga otomatis permintaan terhadap barang dagangan relatif mengalami penurunan.
b. Tingkat pendapatan relatif
Faktor lain yang mempengaruhi permintaan dan penawaran dalam pasar mata uang asing adalah laju pertumbuhan riil terhadap harga-harga luar negeri. Laju pertumbuhan riil dalam negeri diperkirakan akan melemahkan kurs mata uang asing. Sedangkan pendapatan riil dalam negeri akan meningkatkan permintaan valuta asing relatif dibandingkan
dengan supply yang tersedia.
b.      Suku bunga relatif
Kenaikan suku bunga mengakibatkan aktifitas dalam negeri menjadi lebih menarik bagi para penanam modal dalam negeri maupun luar negeri. Terjadinya penanaman modal cenderung mengakibatkan naiknya nilai mata uang yang semuanya tergantung pada besarnya perbedaan tingkat suku bunga di dalam dan di luar negeri, maka perlu dilihat mana yang lebih murah, di dalam atau di luar negeri. Dengan demikian sumber dari perbedaan itu akan menyebabkan terjadinya kenaikan kurs mata uang asing terhadap mata uang dalam negeri.
d. Kontrol pemerintah
Menurut Madura (2003:114), bahwa kebijakan pemerintah bisa mempengaruhi keseimbangan nilai tukar dalam berbagai hal termasuk :
a. Usaha untuk menghindari hambatan nilai tukar valuta asing.
b. Usaha untuk menghindari hambatan perdagangan luar negeri.
c. Melakukan intervensi di pasar uang yaitu dengan menjual dan membeli mata uang. Alasan pemerintah untuk melakukan intervensi di pasar uang adalah :
1. Untuk memperlancar perubahan dari nilai tukar uang domestik yang bersangkutan.
2. Untuk membuat kondisi nilai tukar domestik di dalam batas-batas yang ditentukan.
3. Tanggapan atas gangguan yang bersifat sementara.
d. Berpengaruh terhadap variabel makro seperti inflasi, tingkat suku bunga dan tingkat pendapatan.
e. Ekspektasi
Faktor kelima yang mempengaruhi nilai tukar valuta asing adalah ekspektasi atau nilai tukar di masa depan. Sama seperti pasar keuangan yang lain, pasar valas bereaksi cepat terhadap setiap berita yang memiliki dampak ke depan. Dan sebagai contoh, berita mengenai bakal melonjaknya inflasi di AS mungkin bisa menyebabkan pedagang valas menjual Dollar, karena memperkirakan nilai Dollar akan menurun di masa depan. Reaksi langsung akan menekan nilai tukar Dollar dalam pasar.
Kemudian menurut Madura (2003:111-123), untuk menentukan perubahan nilai tukar antar mata uang suatu negara dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terjadi di negara yang bersangkutan yaitu selisih tingkat inflasi, selisih tingkat suku bunga, selisih tingkat pertumbuhan GDP, intervensi pemerintah di pasar valuta asing dan expectations
(perkiraan pasar atas nilai mata uang yang akan datang).




Sistem-Sistem Nilai Tukar
Sistem nilai tukar yang ditentukan oleh pemerintah, ada beberapa jenis, antara lain :
a. Fixed exchange rate system
Sistem nilai tukar yang ditahan secara tahap oleh pemerintah atau berfluktuasi di dalam batas yang sangat sempit. Jika nilai tukar berubah terlalu besar, maka pemerintah akan mengintervensi untuk memeliharanya dalam batas-batas yang dikehendaki.
b. Freely floating exchange rate system.
Sistem nilai tukar yang ditentukan oleh tekanan pasar tanpa intervensi dari pemerintah.
c. Managed floating exchange rate system.
Sistem nilai tukar yang terletak diantara fixed system dan freely floating, tetapi mempunyai kesamaan dengan fixed exchange system, yaitu pemerintah bisa melakukan intervensi untuk menjaga supaya nilai mata uang tidak berubah terlalu banyak dan tetap dalam arah tertentu. Sedangkan bedanya dengan free floating, managed float masih lebih
fleksibel terhadap suatu mata uang. Lalu menurut Krugman dan Obstfeld (2000:485), managed floating exchange rate system adalah sebuah sistem dimana pemerintah mengatur perubahan nilai tukar tanpa bermaksud untuk membuat nilai tukar dalam kondisi tetap.
d. Pegged exchange rate system
Sistem nilai tukar dimana nilai tukar mata uang domestik dipatok secara tetap terhadap mata uang asing.
Perlakuan manajemen atas resiko fluktuasi kurs valuta asing sebagai berikut :
1) Manajemen Transaction Exposure
Perusahaan memiliki inflow/outflow valuta asing yang relatif besar, biasanya akan mempunyai resiko yang relatif tinggi pula terhadap fluktuasi kurs valuta asing. Hal ini mendorong perusahaan melakukan pengendalian guna menghindari atau mengurangi dengan melakukan hedging, yaitu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghindari atau mengurangi resiko kerugian sebagai akibat fluktuasi kurs valuta asing, misalnya dengan forward contract, future contract, option dan swap.
Jika fasilitas hedging tidak tersedia, maka perusahaan dapat mengusahakan pengurangan  resiko dengan tekhnik sebagai berikut:
a)      Ledging, yaitu strategi pembayaran hutang yang dipercepat karena valuta asing yang digunakan akan didepresiasi.
b)      Logging, yaitu strategi pembayaran hutang yang ditunda karena valuta asing yang digunakan akan didepresiasi.
c)      Currency diversification, yaitu diversifikasi valuta asing yang digunakan dalam transaksi ekspor dan impor dengan menggunakann valuta asing yang berkolerasi rendah atau negatif.
2) Manajemen Economic / Operating Exposure.
Berkaitan dengan pengaruh fluktuasi valuta asing, maka untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam arti meningkatkan penerimaan perlu dilakukan revisi atau restrukturisasi operasi perusahaan dengan jalan menyeimbangkan valuta asing inflow dan outflow, yaitu:
a)      Jika pengaruh valuta asing lebih besar atas outflow (pengeluaran impor besar), maka harus menaikkan penjualan luar negeri, mengurangi orders foreign supplies dan restrukturisasi hutang dengan mengurangi pembayaran hutang valuta asing.
b)      Jika pengaruh valuta asing lebih besar atas inflow (penerimaan ekspor lebih besar), maka harus mengurangi penjualan luar negeri, menaikkan orders foreign supplies dan merestrukturisasi hutang dengan menaikkan pembayaran hutang valuta asing.
3) Manajemen Translation Accounting Exposure.
Untuk menghindari perusahaan dapat melakukan forward hedging. Bila akhir tahun fiscal spot rate lebih rendah berarti perusahaan dapat menghasilkan income untuk mengkompenssasikan atau meng-offset kemungkinan translation lossnya dalam consolidated financial statement.


Jumat, 17 Juni 2011

teu apal keur naon nyieun blog,,,heuheu

ah ieu mah uulinan ue,,,, wios nyaxxxx1