Apa yang kalian lakukan memang tidak dapat dibenarkan seperti yang diucapkan oleh pemain kebanggaan kalian Bambang pamungkas. Terlihat dari raut wajah dia di sebuah media online, dia sangat kecewa atas tindakan kalian, tetapi dia masih mengatakan "saya menyayangi mereka, dik" ucapnya kepada salah seorang teman kalian. Saya pun yang bukan pecinta Persija terenyuh membaca berita tersebut, apakah kalian ingin mengevewakan pemain yang sangat menyayangi kalian?? Tidak bisakah kalian mendengar ucapan dan saran dari dia sebagai idola yang kalian elu-elukan??
Apa alasan kalian melakukan hal tsb, entahlah saya tidak tahu. Ada anggapan bahwa kejadian kemarin dampak dari kematian Alm. Fahreza. Saya yakin semua tetap tidak akan membenarkan kejadian kemarin walaupun itu adalah aksi balas dendam untuk Alm. Fahreza,sebenarnya ada beberapa hal yang sama antara bobotoh dan the jakmania, jika dirunut waktu ke belakang, kami pun punya kejadian yang sama dengan kalian meninggalnya saudara kami Alm. Rangga. Dulu dan mungkin sampai sekarang kami masih mengingat dan menolak lupa, tapi apakah kami balas dendam dengan nyawa lagi? Tidak. Karena kami sadar, kami mempunyai agama dan hukum yang harus ditaati, pantang untuk nyawa dibayar demgan nyawa.
Jika alasan kalian adalah dampak dari cap buruk masyarakat dan media kepada kalian, kami pun juga pernah dianggap seperti itu, tapi itu dulu, karena kami saat ini telah berbenah dan berusaha ingin menjadi suporter yang dewasa. Memang tidak mudah, tapi itulah yang yerjadi pada kami. Dulu ketika dalam pertandingan persib kalah, hampir semua fasilitas yang ada distadion maupun diluar dirusak, sampai masyarakat yang ada disekitar tidak ada yang diluar rumah karena takut amukan bobotoh. Sekali lagi saya ingatkan itu dulu, dan sekarang kami, lihatlah kami sesama bobotoh kami saling mengingatkan untuk tidak berbuat anarkis dan ugal-ugalan. Karena tujuan kami mencintai persib bukan menjatuhkan persib.
Saya sangat sedih melihat kejadian kemarin, melakukan kekerasan dianggap suatu kebanggaan oleh oknum dari kalian. Saya sebut oknum karena mereka memang oknum. Organisasi atau lembaga apapun kemungkinan besar mempunyai oknum, jangankan suporter seperti kita, aparat dan lembaga negara pun pasti terdapt oknum. Saya tidak akan membohongi diri sendiri bahwa kami pun bobotoh punya oknum tapi bedanya kami saling mengingatkan bahwa hal tsb salah dan mencari solusi terhadap dampak dari kejadian yang dilakukan oleh saudara kita, contoh seminggu kemarin saat persib diperbolehkan bermain di Gelora Bandung Lautan Api, ada saudara kita yang menginjak bangku dan memanjat pagar stadion dll, kami tak henti-hentinya menegur dan mengingatkan mereka dan satu lagi contoh bahwa kita mempunyai oknum bobotoh, yaitu ketika akan memyaksikan pertandingan Persib dan Bali United, iring-iringan bobotoh tak sengaja menyenggol anak bernama Ridho, ridho tersenggol oleh sepeda motor dan masuk kedalam kolong mobil, lalu terlindas kakinya. Oknum bobotoh yang menyenggol dan melindas Ridho tidak berhenti. Kami sangat menyayangkan hal tersebut terlebih lagi bocah lima tahun itu adalah bobotoh cilik yang bercita-cita menjadi pemain persib. Cita-citanya pun dipastikan tidak akan tercapai tapi wallahu a'lam. Kecewa, prihatin, sedih, marah campur aduk atas kejadian tersebut, tapi kami hanya bisa memberi peringatan dan solusi kecil atas kejadian tsb.
The jakmania, kamipun pernah merasakan hal yang sama dengan kalian, kehilangan saudara kami, stigma buruk dari masyarakat dan aparat, ada oknum bobotoh, dll. Kami sangat tahu apa yang kalian rasakan, tapi kami intropeksi dan berbenah diri. Hal tersebut hanya untuk mendukung Persib dan menjadikan Bobotoh Santun dan Dewasa.
Ambilah pelajaran yang baik dan buanglah yang buruk.
0 komentar:
Posting Komentar